Dulu personal website itu penting. Tapi sekarang, masih perlu nggak sih?
Di era ketika hampir semua orang membangun branding lewat Instagram, TikTok, atau LinkedIn, personal website sering dianggap “opsional”.
Padahal, sebelum media sosial seramai sekarang, personal website adalah identitas digital utama bagi para profesional. Tempat menampilkan portofolio, menunjukkan keahlian, dan membangun citra diri secara lebih terstruktur.
Dengan kehadiran media sosial yang begitu kuat untuk personal branding, peran personal website pun mulai dipertanyakan—masih relevan atau tidak di era sekarang?
Supaya lebih jelas, mari kita bahas apakah personal website masih tetap relevan di Era sekarang?
Kenapa Personal Website Itu Penting?
Banyak orang sekarang fokus bangun personal branding lewat IG, TikTok, atau LinkedIn. Tapi sering lupa bahwa lgoritma bisa berubah, konten bisa tenggelam, bahkan akun bisa dibatasi.
Di titik ini, personal website jadi platform paling aman. Nah, ini alasan kenapa website masih sangat penting sampai sekarang.
- Kontrol penuh → Kamu bebas mengatur isi dan tampilan website tanpa dibatasi aturan atau algoritma platform lain.
- Stabil & tidak tergantung tren → Kontenmu tetap mudah ditemukan kapan saja, tidak hilang tertutup postingan baru.
- Lebih kredibel → Website memberi kesan profesional dan menunjukkan bahwa kamu serius dengan kariermu.
- Bisa menjelaskan lebih dalam → Pas untuk menampilkan portofolio, proses kerja, atau cerita karier yang nggak cukup dijelaskan lewat caption singkat.
- Pusat identitas online → Semua platformmu bisa disatukan di satu tempat, sehingga orang bisa mengenalmu secara lebih lengkap.
Lalu, siapa saja yang paling diuntungkan punya personal website?
Profesi yang Cocok Memiliki Personal Website
Tidak semua orang membutuhkan personal website untuk tujuan yang sama. Setiap profesi punya kebutuhan yang berbeda.
Ada yang butuh tempat buat pamer portofolio, ada yang ingin terlihat lebih kredibel, dan ada juga yang ingin nunjukin kemampuan yang nggak bisa ditampilkan di medsos.
Nah, di sinilah beberapa profesi sebenarnya bisa “bersinar” banget kalau punya website pribadi.
- Freelancer atau pekerja lepas → website bisa jadi “etalase” yang mudah diakses dan meyakinkan klien, karena bisa menunjukkan portofolio & hasil kerja nyata.
- Konsultan, coach, dan profesional → basis keahlian mereka memerlukan tempat yang menunjukkan metode, rekam jejak, dan kompetensi secara jelas.
- Copywriter, growth marketer, dan strategist → menggunakan website untuk memamerkan case study dan cara berpikir.
- Fresh Graduate → untuk menunjukan hasil kerja nyata dan personal branding yang mampu menarik perhatian rekruter.
Apapun profesinya, personal website memberi ruang yang lebih terarah dan profesional untuk menampilkan kemampuan, pengalaman, serta karakter diri—hal yang sering kali sulit tercapture di media sosial.
Hal yang Perlu Dipertimbangkan
Sebelum membuat personal website, ada baiknya kamu memastikan bahwa platform ini benar-benar menjawab kebutuhanmu. Beberapa hal berikut bisa jadi panduan supaya keputusanmu lebih tepat dan efisien:
- Tujuan kariermu → Tentukan apakah fokusmu mencari klien, membangun reputasi, atau sekadar menata portofolio.
- Waktu & effort perawatan → Website butuh dirawat: update portofolio, perbaikan halaman, dan isi konten.
- Budget domain & hosting → Ada biaya rutin setiap tahun, jadi pastikan sesuai kebutuhan dan manfaat jangka panjangnya.
- Jenis konten → Cerita kerja, case study, dan tulisan panjang lebih cocok di website; konten cepat atau singkat lebih pas di media sosial.
- Kesiapan teknis → Kamu bisa bikin sendiri, pakai template, atau minta bantuan freelancer/agency—tinggal sesuaikan waktu dan kemampuanmu.
- Konsistensi branding → Website lebih stabil untuk jangka panjang, tapi perlu komitmen menjaga tone dan visual.
Setelah mempertimbangkan hal-hal di atas, kamu bisa mulai menentukan langkah yang paling realistis untuk memulai. Jangan buru-buru dulu bikin yang rumit—yang paling penting kamu bisa tahu dulu apa kebutuhanmu dan apa yang ingin kamu capai.
Kalau kamu belum terbiasa, kamu bisa belajar cara membuat dan mengoptimasi website dari dasar lewat Bootcamp SEO Boleh Belajar, supaya langkah pertamamu lebih terarah.
Strategi Memulai yang Sesuai Tahap Karier
Kamu nggak harus langsung punya website superlengkap. Mulai aja dari yang paling relevan dengan kariermu sekarang.
- Tahap Awal / Fresh Graduate
Fokus pada dasar-dasarnya:
- Pilih portofolio terbaik (meski sedikit).
- Buat halaman “About Me” yang singkat dan jelas.
- Sertakan kontak yang mudah diakses.
- Early Career / Punya 1–3 Tahun Pengalaman
Mulai tunjukkan proses kerja:
- Tambah case study singkat.
- Rapikan struktur portofolio.
- Mulai isi blog atau insight sederhana.
- Profesional / Punya Spesialisasi
Bangun kredibilitas lebih kuat:
- Buat case study lebih lengkap.
- Tambahkan testimoni atau hasil nyata.
- Jika perlu, buat halaman layanan.
Dengan menyesuaikan strategi pada setiap tahap karier, personal website tidak hanya menjadi tempat menyimpan portofolio, tetapi juga berfungsi sebagai platform yang terus berkembang dan membantu membuka peluang yang lebih besar.
Singkatnya, personal website adalah cara paling jelas untuk menunjukkan siapa kamu sebagai profesional—tanpa dibatasi format media sosial atau platform lain.
Dari menampilkan portofolio hingga membangun kredibilitas, website memberi ruang yang rapi dan terarah untuk mempresentasikan kemampuanmu.
Kalau kamu mau mulai bangun website sekaligus paham cara optimasinya lewat SEO, yuk ikut Bootcamp SEO di Boleh Belajar.
Di sini kamu bisa belajar dari nol, praktik langsung, dan membangun aset digital pribadi yang bisa jadi nilai tambah besar di karirmu nanti.

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.